Jadilah pemimpin yang melek bahasa!
Halo teman-teman pembaca blog ku!
Bagaimana kabar kalian? Sudah lama saya tidak bercerita di tab tips-tips bermanfaat ini...
Maafkan saya untuk hal itu, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya seputar bahasa.
Pada tanggal 14 Juni yang lalu, duta besar Rusia secara tertulis mengundang saya untuk mengikuti acara perhelatan puncak kemerdekaan Rusia di ballroom hotel Borobudur.
Ballroom itu sejenis ruang yang digunakan untuk berdansa dan mingle.
Acara itu diadakan pada pukul 08.30 malam, cukup larut saya rasa.
Terlebih acara itu diadakan pada hari Selasa, saya segera cabut dari Bandung pada sore hari itu juga, untuk mengikuti acara ini. Saya tinggalkan acara ospek jurusan hari terakhir saya untuk acara ini.
Saya bersiap-siap dulu di rumah orang tua di Bekasi, setelah Maghrib kami berangkat.
Terlebih jarak hotel Borobudur dan Bekasi itu tidaklah dekat.
Pada awalnya saya hendak mengajak ayah saya untuk ikut hadir, tetapi karena urusan kantor, beliau tidak dapat ikut, dan akhirnya saya ajak paman saya.
Disana saya berkenalan dan bercengkrama dengan banyak orang, mulai dari orang-orang pejabat kementrian, para uskup, para atase negara-negara sahabat yang datang dari berbagai negara, ada yang dari Peru, Venezuela, Italia, Amerika Serikat dan bahkan dari Zimbabwe. Dan tentunya dari Rusia sendiri.
Sayapun sempat berkenalan dengan seorang bule yang sangat cantik.
Ia makin terlihat cantik dengan gaun hijaunya... Ia benar-benar membuat saya terpesona pada pandangan pertama.
Ternyata ia adalah seorang putri duta besar Italia. Luar biasa saya rasa.
Sayapun juga berkenalan dengan seorang uskup Ortodoks, kami bercengkrama banyak hal tentang agama Kristen Ortodoks itu sendiri.
Saya begitu mengagumi uskup Ortodoks itu, ia menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahkan Slavia kuno...
Tetapi sudahlah... bukan hal itu yang saya ingin pentingkan dalam topik kita kali ini.
Terdapat perbedaan yang mendasar bagaimana para bule dan orang-orang dari pejabat DPR dan kementrian dalam cara berkomunikasi.
Ketika saya bercengkrama dengan orang bule, pada umumnya mereka memperhatikan detail apa yang saya ucapkan dan mereka begitu kritis dan banyak bertanya dengan apa yang saya sampaikan. Bukan main-main yang kami bicarakan, mulai dari ekonomi, kerja sama, beasiswa, budaya masing-masing negara, dsb. Terkadang datang bule-bule yang lain mengerubungi kami, menyambut apa yang saya katakan yang pada akhirnya membuat saya bingung apa yang harus saya jawab.
Namun itu semua belum saya dapati pada orang-orang dari pejabat DPR dan pejabat kementrian.
Pada umumnya mereka bercerita dan 'bergerumul' dengan sesama pejabat DPR dan kementrian, membicarakan pengalaman di kantor serta membicarakan bule-bule cantik yang hadir disana.
Sekalipun bercengkrama dengan orang bule, orang bule cenderung terkesan pasif dan cenderung mendengar saja perkataan mereka. Sayapun mengerti bule-bule tersebut. Para pejabat DPR dan kementrian itu tidak berbahasa Inggris dengan baik.
Yup... bahasa Inggris.
Ditengah suasana riuh berbagai bahasa bersahut-sahutan di segala penjuri ballroom. Bahasa Inggris sebagai bahasa 'resmi' saat itu haruslah digunakan. Sebagai seorang pejabat tinggi, apalagi wakil rakyat, tentu sangat penting untuk berbahasa Inggris dengan baik, apalagi itu menyangkut pembicaraan dengan delegasi asing, yang bukan tak mungkin dari pembicaraan itu akan terjadi sebuah kesepakatan dan kerjasama bilateral yang baik.
Nah apa yang dapat kita simpulkan?
Tidak lain dan tidak bukan adalah profesionalitas dalam berbahasa.
Kita semua, khususnya para remaja, adalah bibit-bibit baru yang sudah secara kodrat suatu saat nanti akan mengambil alih kepemimpinan negara ini, menggantikan para pejabat DPR dan kementrian itu.
Maka dari itu, siapkanlah diri kita, terus berlatih dan perlancar kemampuan berbahasa kita, terutama bahasa Inggris.
Dengan kemampuan berbahasa yang baik, percayalah, kita akan dapat membangun relasi dengan mudah.
Satu-satunya ilmu yang dapat membawa banyak sahabat secara efektif adalah ilmu bahasa, dengan menguasai bahasa, otomatis pergaulan kita makin luas, relasi kita bukan hanya lagi teman sekolah, tetangga, atau teman kampus, tetapi orang-orang berdasi yang kerjanya bolak balik naik pesawat yang sudah berkarir sukses di luar sana.
Jadi tunggu apa lagi?
pelajarilah bahasa dengan baik!
Your Friend.
Erlan